Apa Pengertian Auditing Menurut Para Ahli, Jenis, dan Tujuannya

Makrufi.com – Pada artikel kali ini kami akan membahas tentang Apa pengertian Auditing menurut para ahli, tidak hanya itu kami juga akan membahas tentang jenis, dan tujuan dari auditing.

Perlu kamu ketahui bahwa auditing sangat memiliki arti yang luas, tetapi secara garis besar auditing dapat di lakukan oleh setiap individu dan organisasi yang kompeten, dan juga objektif.

Apa Pengertian Auditing Menurut Ahli dan Secara Umum

Auditing adalah kegiatan mengumpulkan dan secara obyektif memeriksa bukti yang berkaitan dengan informasi atau data.

Untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi dan standar atau kriteria yang ditetapkan dan untuk menghasilkan laporan tentang tingkat kesesuaian tersebut.

Apa Pengertian Auditing Menurut Ahli dan Secara Umum

Berikut Pengertian Auditing menurut para ahli, yaitu:

Mulyadi dan Kanaka (1998:7)

“Auditing adalah suatu proses sistematik untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif tentang berbagai pertanyaan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi.

Dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pertanyaan – pertanyaan tersebut dengan kriteria yang sudah ditetapkan, serta penyampaian hasil – hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

“Auditing adalah suatu proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, objektif, dan professional berdasarkan standar audit.

Untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah (PER/05M.PAN/03/2008).”

Siti K Rahayu dan Elly S (2011:1)

“Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang sudah ditentukan.

Serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, yang dimana auditing harus dilakukan oleh yang kompeten dan independen.”

Sukrisno Agoes (2013:4)

“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang sudah disusun oleh manajemen.

Beserta catatan pembukuan dan berbagai bukti pendukungnya, dengan tujuan bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

Unsur Pengertian Auditing

Beberapa elemen atau kata kunci penting dari definisi audit telah diuraikan pada bagian sebelumnya.

1. Proses Sistematis

Auditing adalah fase atau prosedur yang logis, terstruktur atau terstruktur, dan terorganisir.

Dengan kata lain, auditing adalah kegiatan yang harus direncanakan, terstruktur, dan terorganisir dengan cermat. Hal ini dengan maksud untuk mencapai tujuan pemeriksaan yang diharapkan.

2. Mendapatkan dan Mengevaluasi Bukti Secara Objektif

Bukti adalah segala sesuatu yang digunakan auditor sebagai informasi atau data untuk menentukan apakah informasi yang diaudit sesuai dengan standar atau kriteria yang ditetapkan.

Jenis – Jenis Audit

Proses sistematis bertujuan untuk memperoleh bukti yang digunakan sebagai dasar pernyataan yang dibuat oleh individu atau organisasi, serta mengevaluasi berbagai bukti secara objektif dan mandiri.

Misalnya, organisasi bisnis membuat pernyataan tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi yang disajikan dalam laporan keuangan, dan auditor mengaudit laporan organisasi bisnis.

Dalam melakukan auditnya, auditor mengikuti prosedur sistematis untuk mengumpulkan berbagai bukti yang menjadi dasar atau dasar untuk pernyataan yang disajikan oleh bisnis dalam laporan keuangannya.

Auditor kemudian akan mengevaluasi pernyataan tersebut secara objektif, independen, dan profesional.

3. Asersi (Informasi)

Informasi yang disebutkan di sini adalah subjek audit. Dengan kata lain, informasi ini merupakan hasil dari proses akuntansi atau pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan untuk digunakan oleh pihak ketiga.

Audit ini memerlukan informasi atau asersi yang dapat diverifikasi dan dasar untuk mengevaluasi informasi tersebut dalam bentuk standar atau kriteria.

4. Kriteria yang Ditetapkan

Apakah berbagai kriteria atau standar yang digunakan untuk mengevaluasi informasi, misalnya:

  1. Berbagai peraturan dan kebijakan
  2. Anggaran (budget), berbagai standar kerja
  3. Prinsip akuntansi yang berlaku umum

5. Kompeten dan Independen

Kompeten dalam konteks ini berarti bahwa seorang auditor memiliki kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman untuk memahami berbagai standar dan untuk menentukan berapa banyak bukti yang diperlukan untuk mendukung kesimpulannya.

Sementara independen adalah karakteristik seorang auditor, ia juga harus memiliki sikap dan mentalitas independen, yang memerlukan ketidakberpihakan terhadap semua orang.

Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan harus tidak memihak atau transparan, sehingga auditor harus selalu mengupayakan independensi.

Sejarah Perkembangan Auditing

Setelah mengetahui pengertian auditing menurut para ahli, kamu perlu mengetahui tentang Auditing yang telah dipraktekkan sejak zaman kuno.

Khususnya era Mesopotamia. Ini dapat ditunjukkan dengan menempatkan berbagai simbol pada nomor transaksi keuangan, seperti tanda hubung, kotak centang, dll.

Sejarah Perkembangan Auditing

Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman, audit mulai diakui sebagai pemeriksaan terhadap kegiatan operasional, transaksi keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan atau kebijakan yang berlaku. Auditor harus selalu independen dalam pekerjaannya.

Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900

Undang-undang yang diberlakukan di Inggris selama revolusi industri pertengahan 1800-an bertanggung jawab atas lahirnya audit dalam organisasi bisnis.

Audit pada awalnya harus dilakukan oleh satu atau lebih perwakilan pemegang saham yang ditunjuk oleh pemegang saham lain, dan bukan oleh pejabat organisasi bisnis.

Akibatnya, profesi akuntansi tumbuh untuk memenuhi permintaan pasar, dan undang-undang segera direvisi. Oleh karena itu, audit dapat dilakukan oleh individu yang bukan pemegang saham organisasi bisnis.

Hal ini tentunya mendorong munculnya berbagai perusahaan audit. Inggris memperkenalkan audit sebagai fungsi dan akuntansi sebagai profesi ke beberapa bagian Amerika Utara pada pertengahan abad ke-19.

Akuntan Amerika Utara mengadopsi pelaporan keuangan dan praktik audit yang lazim di Inggris pada saat itu.

Berbagai organisasi bisnis publik di Inggris pada saat itu diharuskan untuk mematuhi Companies Act.

Semua organisasi bisnis publik diwajibkan oleh hukum untuk diaudit. Persyaratan ini berasal dari Securities and Exchange Commission atau SEC, yang mengatur pasar modal.

Pada saat yang sama fungsi audit mulai menyebar ke Amerika Serikat, laporan serupa dengan yang di Inggris mulai diadopsi. Namun, peraturan yang berlaku di Amerika Serikat dan Inggris Raya berbeda.

Tidak ada undang-undang dan peraturan yang mengatur audit laporan keuangan di Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan audit pada abad ke-19 menjadi beragam, dengan beberapa audit hanya berfokus pada neraca dan lainnya mencakup semua akun bisnis.

Perkembangan di Abad 20

Dimulai pada abad ke-20, auditor telah menggunakan laporan untuk mengomunikasikan tugas dan temuan sebagai kriteria; laporan ini biasanya disebut sebagai “laporan auditor independen”.

Kriteria audit yang berbeda digunakan di Inggris dan Amerika Serikat. Akibatnya, Dewan Federal Reserve mengeluarkan Buletin Federal Reserve pada tahun 1917.

Ini berisi cetak ulang dokumen yang disiapkan oleh American Institute of Accounting (berganti nama menjadi American Institute of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang mendukung standar akuntansi yang seragam.

Pernyataan teknis adalah yang pertama dari banyak pernyataan yang dikeluarkan pada abad ke-20 oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat.

Setelah pernyataan, laporan audit bukan lagi tugas menyusun kalimat dalam laporan, melainkan prosedur pengambilan keputusan dengan standar.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia

Di Indonesia, profesi akuntan masih tergolong muda. Setelah tahun 1950-an, masyarakat Indonesia menjadi sadar akan akuntansi.

Selama ini, banyak organisasi bisnis didirikan di Indonesia, dan sistem akuntansi Amerika mulai dikenal luas, terutama melalui pendidikan universitas.

Pada tahun 1973, ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan berbagai prinsip dan standar Pemeriksaan Akuntan, akuntansi mulai berkembang di Indonesia (NPA).

Prinsip akuntansi dan standar audit hampir identik dengan prinsip akuntansi dan kriteria audit Amerika Serikat.

Undang-undang yang mewajibkan perseroan terbatas untuk menyusun laporan keuangan diberlakukan pada tahun 1995. Jika perseroan terbatas adalah perusahaan publik, laporan keuangan harus diaudit oleh akuntan publik bersertifikat.

Pada tahun yang sama, undang-undang pasar modal diberlakukan, yang meningkatkan pentingnya akuntansi dan audit.

Khusus untuk perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal.

Unsur Pengertian Auditing

Pada tahun 1994, IAI merestrukturisasi prinsip-prinsip akuntansi dan standar audit, menamainya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP).

Sejalan dengan hal tersebut, IAI membentuk Dewan Standar Akuntansi yang menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) secara berkesinambungan.

Pada tahun 2007, Kompartemen Akuntan Publik berpisah dari IAI dan membentuk Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi independen. Ini adalah yang terbaru dari banyak perubahan internal di IAI.

SPAP yang diproduksi oleh IAI dilanjutkan oleh IAPI, dan pembaruan dilakukan pada Maret 2011 dengan beberapa modifikasi. Pada tahun 2011, undang-undang tentang akuntan publik telah disahkan.

SAK di berbagai negara secara bertahap diselaraskan dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).

Fungsi audit di Indonesia saat memasuki abad 21 masih belum dipahami dengan baik oleh sebagian besar penduduk, karena belum dipahami dengan baik.

Jenis – Jenis Auditing

Audit biasanya dibagi menjadi tiga kategori berikut:

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen atas laporan keuangan yang disajikan oleh bisnis atau kliennya untuk memberikan pendapat atas keakuratan laporan keuangan.

Auditor independen akan mengevaluasi kewajaran suatu laporan keuangan berdasarkan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat mengaudit laporan keuangan (SAK).

Dalam bentuk laporan audit, hasil audit atas laporan keuangan akan disajikan.

Laporan tersebut akan didistribusikan kepada pemegang saham, kreditur, dan kantor pelayanan pajak, antara lain pihak yang berkepentingan.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang bertujuan untuk menentukan apakah subjek audit mematuhi kondisi, kebijakan, atau peraturan tertentu.

Temuan audit biasanya akan dikomunikasikan kepada pihak yang berwenang untuk menetapkan kriteria atau standar. Jenis audit ini biasanya dilakukan oleh pemerintah.

3. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional adalah tinjauan sistematis dari suatu organisasi atau sebagian kegiatannya dalam kaitannya dengan tujuan tertentu.

Kesimpulan

Berikut ini adalah tujuan dari audit operasional:

  1. Untuk mengevaluasi kinerja
  2. Untuk mengidentifikasi peluang perbaikan
  3. Untuk membuat rekomendasi untuk tindakan lebih lanjut dan perbaikan
  4. Manajemen dan pihak ketiga merupakan pihak yang memerlukan hasil audit operasional ini. Hasilnya akan diberikan kepada entitas yang meminta audit

FAQ

Di bawah ini kami telah merangkum beberapa pertanyaan yang sering di tanyakan tentang tahapan auditing, sebagai berikut:

Apa Itu Laporan Keuangan yang Telah Diaudit?

Laporan keuangan yang telah di audit adalah hasil akhir dari proses audit yang menyatakan bahwa pendapat auditor tentang kelayakan laporan keuangan.

Kesimpulan

Auditing adalah kegiatan mengumpulkan dan secara obyektif memeriksa bukti yang berkaitan dengan informasi atau data untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi dan standar atau kriteria yang ditetapkan dan untuk menghasilkan laporan tentang tingkat kesesuaian tersebut.

Pada artikel di atas kami telah memberikan pengertian auditing menurut para ahli, tidak hanya itu kami juga memberikan pengertian auditing secara umum.

Demikian artikel tentang Apa Pengertian Auditing Menurut Para Ahli, Jenis, dan Tujuannya. Semoga artikel di atas dapat bermanfaat dan membantu untuk kamu semua.

Cek Berita dan Artikel Makrufi.com Lainnya di Google News